Posted by : Unknown Kamis, 21 Desember 2017



PERINDU SURGA

Alhamdulilah sampai saat ini masih diberikan kesehatan dan dalam keadaan baik. Hari ini tepatnya tanggal 22 Desember 2017 ialah momentum untuk berbagi kasih dengan Ibu. Sudah kedua kalinya hari Ibu tanpa Ibu. Tepat pada tanggal 27 Nopember 2016 Ibu dipanggil Allah, sehingga hari itu ialah hari yang paling buruk dalam hidupku, dunia seakan kosong dan hanya jerit tangis saya yang mengisi.

Sekarang, aku berbeda dengan anak-anak lainnya yang merayakan hari Ibu dengan memberikan hadiah, mendapatkan pelukan dan ciuman hangat, serta ucapan yang mampu memecahkan air mata sang Ibu. Namun berbeda denganku, setiap hari ialah hari Ibu untukku, sebab setiap hari pula tak lekang kumengirimkan doa disetiap sujud sholatku. Kini aku hanya ingin berbagi kisah dan mengajak berdoa untuk para Ibu yang ada dunia ini. Semoga diberikan rahmat serta perlindungan oleh Allah SWT. 

Ibu ialah orang yang sangat berharga yng kita miliki didunia ini, seperti itulah Ibuku bagiku. Aku dibesarkan bersama kedua orang tuaku yang sudah sangat tua, kedua orangtuaku ialah pasangan yang paling super, mereka bekerja keras disepanjang hidup mereka tanpa lelah demi untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya. Aku merupakan anak terakhir dari lima bersaudara, keempat saudara saya sudah berumah tangga, jadi aku hidup sendiri dengan kedua orang tuaku. 

Ibu mengalami sakit diabetes sejak aku masih duduk dibangku SD, sehingga aku sudah belajar mandiri sejak kecil itu. Saat itu Ibu sudah bolak-balik kerumah sakit, berkali-kali dirawat, dan berarti berkali-kali pula Ibu merasakan sakit yang begitu lama.
Untuk saat ini aku hanya ingin berkata “aku sangat merindukan Ibu”. Banyak hal yang kurindukan, banyak hal yang kusesali, dan banyak hal pula menjadi pelajaran penting bagiku. Aku sangat menyayanginya melebihi diriku sendiri. Aku rindu tidur dengan hangat peluknya, aku rindu membersihkan tangan dan kakinya yang penuh luka nanah, memberikan obat, mengontrol makannya, dll. aku rindu akan nasehatnya, dan aku rindu akan segalanya darinya.

Jika ada istilah “Ibuku Pahlawanku” memang benar adanya. Bagaimana tidak, beliau mendidikku menjadi gadis yang dewasa, mengajariku agar tidak sellau melihat ke atas tp selalu melihat kebawah, mengajariku untuk selalu rendah hati, bersyukur, dll. Beliau yang selalu percaya dan yakin padaku, jika teringat setelah lulus SMP aku tidak diperkenankan  melanjutkan pendidikan sebab beliau merasa sudah tua tidak bisa membiayaiku lagi, namun aku tetap menagis padanya dan meminta mengizinkanku lanjut ke SMK, dan mulai dari itu Ibu yakin bahwa anaka gadisnya ialah gadis yang pandai, yang kuat, dan bisa mendapatkan beasiswa. Hingga pada akhirnya aku disekolahkan ke SMK negeri dengan beasiswa, ditiap semester selalu ada beasiswa baik itu beasiswa super smart, BSM, Bank, bahkan beasiswa dari guru secara pribadi dengan harapan aku tetap berprestasi. Alhamdulillah Allah selalu membukakan jalan yang baik untuk hamba-Nya. Jika teringat masa itu, dalam penerimaan beasiswa Ibu selalu bersemangat untuk hadir, meskipun kondisinya sangat memprihatinkan dengan berjalan denganku yang kugandeng dengan kakinya yang masih luka akibat diabetes, dengan pengelihatannya yang mulai terganggu, berjalan bersamaku menuju ruang guru, banyak yang melihat hal itu, namun aku bangga. Aku mampu meringankan beban beliau, dan bangga memiliki Ibu seperti beliau.

Ibu yang hebat, beliau yang mengajariku mandiri. Semasa sekolah aku tak pernah minta uang jajan, untuk itu setiap harinya aku berjualan jajan dan gorengan dengan menitipkan di koperasi sekoalh dan kantin rumah sakit. Dengan hasil itu alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sambil membungkusi aku selalu melihat senyumnya dan mendengar nasihatnya.

Ketika musim panen tiba pun, aku menggantikan beliau mengurus sawah, bekerja disawah, aku bisa sebab sejak kecil aku selalu ikut dan diajari Ibu pekerjaan disawah sembari membantunya. Aku tak pernah malu akan hal itu, aku bangga menjadi anak Ibu yng luar biasa.

Doa Ibu ialah keajaiban yang luar biasa untukku, setiap berangkat dibeberapa perlombaan aku selalu mencium tangganya dan beliau sella mendoakan yang terbaik untukku. Dan doa beliau sellau nyata. Ketika mendekati uas, dan pendaftaran menuju Perguruan Tinggi Ibu ialah orng yang berperan penting. Sebenarnya aku tidak diperbolehkan lanjut kuliah, kemudian aku daftar dengan beasiswa bidik misi, saat itu ibu berkata jika bidikmisi ndak diterima aku tidak diperbolehkan kulaih sebab biaya kuliah sangat mahal. Dari situ aku terus berusaha yang terbaik, selalu mencuci kaki beliau dan meminta doa darinya, bahwa harapanku besar, mimpiku besar, aku percaya bahwa ridho Allah ialah ridho Ibu, dan Alhamdulillah semuanya terjadi dengan ajaib. Aku diterima di Perguruan Tinggi Negeri, dengan beasiswa. 

Har pun berlanjut, aku berkualiah di pulau seberang dengan meninggalkan Ibu di rumah dan drawat oleh kakak. Disisi lain aku harus berjuang hingga lulus dan disisi lain pula sedih meninggalkan belliau. Hingga sampai di semester 4 aku yang ditinggalkan beliau. Bahkan saat beliau meninggal aku hanya dikabari melalui telpon bahwa ibu sudah tiada, betapa kecewanya aku, betapa sedinya aku, tak berada disampingnya saat malaikat menjemputnya. Ditambah sedih lagi aku belum sempat melihat wajah ibuku karena kakakku memutuskan untuk  segera menguburkan ibuku. Dunia seakan hancur saat itu.
Hingga saat ini aku selalu rajin mengunjungi makamnya, ketika aku merindukan beliau aku sellau datang ke makam beliau. Seperti itu dan seterusnya. Kini aku telah tumbuh menjadi gadis yang telah dewasa, inilah gadis ibu. Aku mempunyai banyak janji kepada ibu yang belum kulaksanakan, aku berjanji membawa ibu ke mekah, dan berjanji membahagiakan Ibu dan melihatku bekerja menjadi PNS dan sukses. Namun waktu berkata lain. Aku belum sempat membahagiakan Ibu, aku belum sempat membuat Ibu bangga. Yang bisa kualkukan sekarang hanya tetap berusaha menggapai mimpi dan mendoakan ibu disetiap waktu sebagai baktiku.

Terimakasih Ibu telah melahirkan gadis Ibu ini
Terimakasih telah membesarkan
Terimakasih telah mendidik danmengajarkan arti kehidupan
Aku selalu mencintai Ibu
Semoga Allah menempatkan Ibu di Surga yang paling indah

amin

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Nella's Blog - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -